just a random thought.

source: yourqoute.in


Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh.
Wah lama juga ya tidak update cerita di blog ini. 6 bulan kurang lebih. 
Well, selama 6 bulan ngapain aja? 3 bulannya kerja, 3 bulannya lagi ngambil cuti besar. 
Puas? Beluuuummmm. 😂😂😂

Sebelum masuk kantor yang mana itu 3 hari lagi, saya mau share dulu beberapa cerita-cerita dan pikiran-pikiran random saya. Namanya random, jadi ya maaf aja kalau nanti cerita dan pembahasannya loncat kesana loncat kemari. 

Pertanyaan yang selama cuti yang saya dapatkan; 
Q : Kenapa ngambil cuti lama banget? 
A : Biar puas cutinya, biar bisa ngerjain dan ngelakuin apa-apa yang pengen saya lakuin.

Q : Gak bosen apa?
A : Enggak.

Q : Ngapain aja selama cuti?
A : Puasa. kan bulan Mei bulan Ramadan 😝. Datang Kajian. Dengar Kajian. Ikut Workshop. Liburan. Jalan-jalan. Baca Buku. Nonton. Masak. Beres-beres rumah. Tidur siang. Leyeh-leyeh. Ketemu teman-teman lama. Jualan buku. dan aktivitas-aktivitas yang sulit dikerjakan saat kerja. 

Q : Program hamil ya?
A : Iya anggap aja begitu. Mau jawab enggak juga tetap dianggap begitu bukan. Alhamdulillah banget kalo cuti dapat bonus hamil. 😍

Kenapa sih tahun ini saya ambil keputusan untuk cuti besar? karena saya merasa butuh istirahat, butuh tidak melakukan apa-apa dan tidak mau bertemu siapa-siapa, saya merasa ada yang salah, ada yang gak benar dengan kondisi saya terutama hati, mental, dan pikiran. 

Kurang lebih 3 tahun belakangan ini saya merasa kondisi emosi saya tidak stabil, tidak sehat. Saya bisa bersikap baik-baik saja di kantor, depan orang lain, tapi pulang ke rumah saya sering menangis. Jadi sensitif sekali. Bahkan saya bisa menangis di KRL, menangis di perjalanan, menangis sebelum tidur, mudah sekali menangis. Juga mudah marah-marah, menggerutu, memang tidak dikeluarkan dengan ucapan atau kata-kata tapi seringnya diam, dipendam, ujung-ujungnya nangis kalau udah marah yang gak bisa ditahan.
Saya bisa kesal sama orang tapi di depan dia ketawa-tawa berbaik-baik, dan saya kesal karena saya merasa jadi orang munafik. 
Saya jadi benci diri saya sendiri. 
Belakangan juga saya jadi sering menyalahkan diri sendiri, orang tua, dan orang-orang yang terlibat di masa lalu saya yang saya anggap bertanggung jawab atas kondisi saya saat ini. 
Merasa diri gak berguna, gak bisa apa-apa, jadi malas, dan lain-lain semacamnya. 
Kalau sudah mikir kayak gitu nangis lagi dan itu yang dirasain selama 3 tahun belakangan, bukan baru-baru aja.
Saya pun tidak mengerti apa yang saya alami stres biasa saja atau mengarah depresi atau hanya sedih aja. Betul-betul tidak mengerti.

Ngeliat kondisi diri sendiri yang gak bener akhirnya memutuskan cuti. Niat ambil cuti besar juga bukan dari tahun ini dari tahun lalu juga udah mau ambil cuti besar tapi gak jadi-jadi. Akhirnya fix cuti tahun ini pas dengan bulan ramadan. Merasa up and down ibadahnya makanya dipasin dengan ramadan, niatnya biar bisa lebih fokus tahun ini. Alhamdulillah, Ramadannya bisa dijalani tanpa perlu kerja dan pulang malam kalau ada rapat di luar jam kantor.

Senang sekali rasanya di rumah. Walaupun sebenarnya juga melakukan pekerjaan rumah melelahkan ya. but i'm happy. Kalau ditanya apa emosinya sudah stabil, normal, dan baik seperti sebelum-sebelumnya. Jawabannya, belum. Masih kok. Pikiran-pikiran itu masih menggerogoti. Tidak sesering sebelumnya memang. But i'm trying to control it. Masih terus berusaha melatih sabar dan bersyukur.




يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ

"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."

-QS. Al Baqarah : 153-





Comments

Popular Posts